Selasa, 06 Desember 2016

review jurnal "ANALISIS KESESUAIAN RUANG BERBASIS BUDIDAYA LAUT DI PULAU-PULAU KECIL MAKASSAR: APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS"


Oleh : Taslim Arifin, Ridwan Bohari, dan Irma Shita Arlyza (2014)
PENDAHULUAN
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil (PPK) dan perairan disekitarnya diprioritaskan untuk salah satu atau lebih kepentingan konservasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, budidaya laut, pariwisata, usaha perikanan dan kelautan serta industri perikanan secara lestari, pertanian organik dan peternakan.
Aspek penting dari usaha budidaya laut adalah pemilihan lokasi yang berkaitan dengan faktor resiko, kemudahan dan ekologis. Faktor resiko berkaitan dengan masalah keterlindungan, masalah keamanan, dan masalah konflik. Faktor ekologis berkaitan dengan arus, kondisi dasar perairan, kedalaman, salinitas, kecerahan, pencemaran, ketersediaan bibit, dan tenaga kerja trampil.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi adalah kondisi teknis yang terdiri dari parameter fisik, kimia dan biologi dan non teknis yang berupa pangsa pasar, keamanan dan sumberdaya manusia. Tujuan penelitian adalah menganalisis kesesuaian kawasan perairan dan daya dukung lingkungan untuk pemanfaatan budidaya laut.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan PPK Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan meliputi Pulau Lae-Lae, Pulau Kayangan, Pulau Samalona, Pulau Kodingareng Lompo, Pulau Kodingareng Caddi, Pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi dan Pulau Bone Tambung. Pengambilan data dilakukan pada bulan April - Oktober 2011.
Analisis data menggunakan Sistem Informasi Geografis berbasis matriks kesesuaian yang disusun berdasarkan parameter fisiko-kimiawi perairan. Hasil analisis kesesuaian perairan diperoleh peta kesesuaian kawasan dengan 4 kelas, yaitu: (1) Sangat sesuai (SS); (2) Sesuai (S); (3) Sesuai Bersyarat (SB); (4) Tidak Sesuai (N)
Analisis daya dukung lingkungan ini menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Soselisa (2006), yang diformulasikan sebagai berikut :
Daya dukung = Lkl / Lub
Dimana: Lkl : Luas kapasitas lahan, Lub: Luasan unit budidaya

Rabu, 23 November 2016

BIO-INFORMATIKA



Analisis Bioinformatika Berbasis WEB untuk Eksplorasi Enzim Kitosanase Berdasarkan Kemiripan Sekuens
Hasil gambar untuk Enzim Kitosanase

BIOINFORMATIK adalah gabungan disiplin ilmu biologi, ilmu komputer, informatika, matematika, dan disiplin lain yang terkait yang menjadi disiplin tersendiri. Tujuan utamanya adalah mampu memberikan pandangan baru dalam mencapai prespektif global yang menunjang perkembangan bioteknologi di masa depan. Analisis dalam bioinformatika difokuskan pada tiga jenis dataset: urutan genom, struktur makromolekul dan percobaan genomik fungsional.

Kitosanase adalah sekelompok enzim yang mencerna kitosan. Menurut Enzyme Commission definisi kitosanase sendiri adalah enzim yang mampu melakukan endohidrolisis ikatan beta-1,4 antarresidu D-glukosamin menjadi kitosan terasetilasi sebagian . Enzim ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara karbon dan nitrogen yang terjebak sebagai kitin terlarut dalam biomassa . Di bidang kesehatan, kitosanase dari jamur patogen telah terbukti menjadi faktor virulensi putatif, dan dapat memainkan peran penting dalam menginfeksi inang

Analisis kitosanase berbasis filogeni yang telah dikembangkan adalah menggunakan gen 16S rRNA dari data metagenomik yang menunjukkan bahwa salinitas merupakan penggerak utama untuk distribusi bakteri chitinolytic dan total komunitas bakteri dalam sistem perairan. Selain itu, gen chiA dari Aeromonas caviae yang mengkode kitosanase ekstraselular dengan panjang 865 asam amino telah diketahui menunjukkan tingkat tinggi kesamaan mirip dengan kitosanase A Serratia marcescen secara bioinformatik

Analisis dilakukan dengan melakukan BLAST untuk nukleotida menggunakan database Reference Genomic Sequence dan 16S Microbial dengan tidak mengikutsertakan sampel model dan lingkungan dalam database tersebut. Sekuen Gene Bank yang paling mirip; dicirikan dengan nilai Max Score dan Total Score sama, Query Coverage mendekati 100%, E-value mendekati 0, dan Max Ident mendekati 100%; pada setiap database kemudian diunduh dan dikonstruksi filogeninya dengan CLUSTALW2. Sekuen yang paling dekat dengan sampel merupakan sekuen yang kemiripanya paling tinggi.
Baca artikel lengkapnya disini 

bioinfo3

Bio-Informatika


Jumat, 04 November 2016

avertebrata air



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Kerana atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya penulis dapat melaksanakan tugas penyusunan makalah ini tentang Coloenterata dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam penulis ucapkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW.
            Penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati, untuk menyempurnakan penyusunan ini. Dan penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
                       
                                               








Semarang, April 2016



Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang.............................................................................................1
1.2              Rumusan Masalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1              Pengertian coelenterata ................................................................................3
2.2           Klasifikasi Coelenterata .............................................................................10
2.3           Peran Coelenterata  ....................................................................................18
BAB III PENUTUP
3.1              Simpulan.....................................................................................................19
3.2              Saran...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Berdasarkan ada atau tidaknya tulang belakang, dunia hewan (kingdom animalia) terbagi menjadi dua kelompok, yaitu invertebrata (hewan yang tidak bertulang belakang) dan vertebrata (hewan bertulang belakang).
Invertebrata atau avertebrata terdiri dari  beberapa filum, yaitu filum Porifera (hewan berpori), Coelenterata (hewan berongga), Platyhelminthes (cacing pipih), Nemathelminthes (cacing gilik), Annelida (cacing gelang), Echinodermata (hewan berkulit duri), Mollusca (hewan lunak), dan Anthropoda (hewan berbuku-buku).
Coelenterata adalah filum dari kingdom hewan invertebrata (tanpa tulang belakang) yang sering disebut dengan hewan berongga. Kata Coelenterata berasal dari dua kata bahasa yunani, yaitu “Coelom” yang artinya rongga tubuh, dan “enteron” yang berarti usus, oleh karena itu hewan ini juga sering disebut usus berongga. Seperti namanya, hewan ini memiliki rongga tubuh berbentuk kantong yang berfungsi sebagai usus, untuk mencerna dan mengedarkan makanan ke seluruh tubuh. Kebanyakan dari Coelenterata hidup di laut, namun adapula yang hidup di air. Berdasarkan sifatnya terdapat dua jenis Coelenterata, yaitu yang hidup menempel dan terikat pada tempat disebut polip, dan yang hidup bebas, tidak terikat pada suatu tempat disebut medusa, coelenterata bersifat polip lebih dominan dibandingkan medusa. Coelenterata yang telah teridentifikasi sekitar 10.000 spesies. Coelenterata ada yang hidup berkoloni adapula yang hidup terpisah.


1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa itu coelenterata?
1.2.2        Apa saja klasifikasi coelenterata?
1.2.3        Apa peran coelenterata untuk ekosistem laut dan untuk manusia?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN COELENTERATA
  Phylum coelenterata  terdiri atas tiga kelas yaitu kelas hydrozoa, scypozoa, dan anthozoa.  Semua bagian pada phylum ini seperti tentakel tersusun dalam sebuah lingkaran yang mengelilingi tubuh yang terbentuk silinder, Pola susunan ini disebut simetris radial.  Phylum colenterata disebut juga knidaria yang mempunyai knidoccyte yang berisi kapsul penyengat kecil yang disebut menatosit dan terletak pada sel epidermis.  Tiap menatosit berisi gulungan benang kapiler  yang dapat ditembakan dengan danya rangsangan tertentu dan memiliki fungsi sebagai tempat untuk berpegang dan sebagai alat pelindung yang dapat melumpuhkan  dan memegang mangsa (Oemardjati dan Wardana, 2000).
    Phylum Coelenterata disebut juga Cnidaria, berasal dari kata cnide berarti sengat. Termasuk dalam phylum coelenterata ini antara lain ubur-ubur, anemon dank oral.  Coelenterata mempunyai rongga pencernaan (gastrovascular) dan mulut tetapi tidak memiliki anus (Sugiarti, 2004).
Tubuh semua phylum ini terdiri dari dua lapis sel dengan mesoglea seperti jeli diantam kedua lapisan tersebut, akan tetapi mesoglea mempunyai sel-sel yang tersebar dan oleh para ahli mesoglea di anggap sebagai lapisan sel ketiga.  Tubuh terbentuk seperti silinder beronggga dengan satu lubang di satu ujung.  Makanan masuk melalui lubang mulut dan kerongga dalam yang disebut rongga gastrovaskuler, Rongga ini juga disebut selenteron (Subowo, 2000).
Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Terdapat sekitar 10.000 spesies  Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut. Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni. Tubuhnya simetri radial. Jika dipotong tubuhnya melalui sumbu tubuh maka akan mendapatkan beberapa bagian yang sama. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan. Tubuhnya hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus. Merupakan hewan diploblastik. : ektodermis (epidermis) dan endodermis (gastrodermis). Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast). Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Hidupnya  : kebanyakan di laut, beberapa di air tawar.
Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu ektoderm yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan dalam. Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti tabung), coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.
Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun vegetatif (aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur (ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukan tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan tumbuh menjadi individu baru setelah lepas dari tubuh induknya.
Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), yaitu perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan aseksual pada satu generasi. Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki bentuk polip pada satu fase hidupnya, kemudian berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.
  Pada umumnya beberapa jenis coelenterata dapat di manfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa di olah menjadi agar-agar. coelenterata merupakan hewan-hewan yang sangat menarik dan memiliki keindahan warna yang menjadi penghias di dasar laut, bahkan salah satu anggota dari coelenterata mampu membentuk terumbu karang yang mempunyai peranan penting bagi ekosistem laut yakni bisa menahan gelombang dan sebagai habitat dari berbagai mahkluk hidup yang ada di dalamnya.
Ciri-Ciri Coelenterata
Tubuh hewan-hewan Coelenterata tersusun oleh dua lapis jaringan dan satu lapisan nonselular. Bagian luar berupa lapisan jaringan epidermis dan bagian dalam lapisan jaringan endodermis atau gastrodermis, sedangkan di antara kedua lapisan tersebut ada lapisan nonselular yang disebut mesoglea. Jaringan gastrodermis melapisi rongga gastrovaskular, sementara mesoglea merupakan masa pasta/gudir yang disekresikan oleh sel-sel epidermis dan gastrodermis. Zat-zat tersebut mengisi ruangan antara lapisan epidermis dan gastrodermis. Kadang-kadang di dalam lapisan mesogela ini terdapat sel-sel amoboid. Jadi sebenarnya tubuh Coelenterata terbangun oleh dua lapis germinal, yakni ektoderm dan endoderm.
Bentuk tubuh Coelenterata  memiliki dua tipe dasar, yakni sebagai polip yang sesil atau menempel dan sebagai medusa yang dapat berenang bebas. Tipe polip memiliki bentuk seperti tabung atau silinder, pada ujung oral terdapat mulut yang dikelilingi oleh tentakel-tentakel, dan dapat bergerak memanjang atau mengkerut. Tubuh tipe medusa berbentuk seperti sebuah bel atau lonceng atau seperti payung. Bagian tubuh yang cembung berada di atas dan yang cekung di bawah. Pada bagian tengah dari cekungan tersebut terdapat mulut.
            Secara umum hewan-hewan Coelenterata memiliki ciri-ciri khusus;
1.         Merupakan hewan yang memiliki ronga. Rangka dari zat kapur/zat tanduk.
2.         Radial simetris dengan bentuk berupa medusa (berenang bebas) dan polip (melekat pada dasar menetap). Sifat jenis hermaprodit.
3.         Tubuh mempunyai dua lapisan sel (diploblastik) yaitu;
a.       Ektoderm / epidermis, mengandung sel saraf, sel peraba, knidoblas yang mengandung nematokris penghasil racun hipotoksin.
b.      Endoderm / gastrodermis, sebagai rongga gastrovaskuler (sebagai alat pencernaan makanan sekaligus mengedarkannya ke seluruh tubuh). Di antara kedua lapisan tersebut terdapat mescoler (lapisan non seluler).
4.         Bersifat heterotrof dengan memakan plankon dan hewan kecil di air.
5.         Habitat di air laut maupun air tawar. Berbentuk polip hidup soliter atau berkoloni, melekat pada batu atau lainnya di air laut (sebagai sesil). Dan yang berbentuk medusa berenang bebas di perairan.
6.         Di sekitar mulut terdapat tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Morfologi dan anatomi
Bentuk tubuh ubur-ubur seperti mangkuk, hidupnya di laut dalam, dan memiliki lapisan mesodlea yang tebal, bentuk mendusa sangat besar dilengkapi dua macam tentakel.  Tentakel kecil mengililingi tepian mangkuk dan tentakel besar terdapat disekitar mulut yang berjumlah 4 buah (Suwignyo, 1989).
Gambar 2. Anatomi Ubur-ubur (Aurelia sp)
Anemon laut adalah hewan yang memiliki tentakel yang memiliki alat serupa dengan tombak yang disebut dengan Nematocyst.  Nematocyst ini digunakan anemon laut untuk menangkap mangsa dan mengusir predator.  Bentuk tubuh anemon laut seperti bunga dan terbentuk dari gumpalan otot yang tebal.  Pada gumpalan otot terdapat “pedal disc” yangberguna untuk melekatkan diri.  Sedangkan pada akhir daerah oral gumpalan tersebut membentuk discus oralis yang memuat ratusan tentakel pada bagian tengah terdapat mulut (Syamsuri, dkk., 2006). 
Bentuk tubuh karang laut yaitu simetris radial.  Polip karang mempunyai mulut yang terletak dibagian atas dan juga berfungsi sebagai dubur, tentakel-tentakel yang digunakan untuk menagkap mangsanya, serta tubuh polip.  Tubuh polip terdiri dari tiga lapisan dari luar kedalam tersusun sebagai berikut ectoderm, mesoglea, dan endoderm.  Dalam lapisan endoderm, hidup simbio alga bersel satu yang disebut zooxantellae yang dapat menghasilkan zat organik yang melalui proses fotosintesis yang kemudian disekresikan sebagian kedalam jaringan polip kapal karang sebagai pangan. Makanan yang masuk dicerna oleh filament khusus mesenteri dan sisa makanan dikeluarkan melalui mulut (Sumarman, 2004).

 Sistem pencernaan
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-partikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai anus.
Sistem eskresi
Alat pernapasan dan alat eksresi khususnya tidak ada. Proses yang terjadi adalah pertukaran gas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa metabolisme juga dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
Sistem syaraf
Sistem saraf difus (baur). Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.
a.  Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup/tunas yang menempel pada tubuh induknya.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya dan induknya tetap membentuk kuncup sehingga membentuk koloni.yaitu pada kakinya dan akan membesar sehingga terbentuk tentakel kemudian terlepas sehingga dapat menjadi individu baru. 
b.      Coelenterata dapat juga berkembangbiak secara seksual, yaitu dengan penyatuan sperma dan sel telur yang akan terbentuk zigot. Sperma yang telah masak dikeluarkan dalam air dan akan berenang menuju ovum. Jika bertemu, terjadilah pembuahan dan zigot yang akan dihasilkan tumbuh menjadi larva bersilia yang disebutplanula. Zigot ini dapat berenang meninggalkan induknya dengan tujuan agar tidak terjadi perebutan makanan. Jika terdapat pada suatu perairan yang cocok, maka akan tumbuh membentuk individu baru.
  Proses reproduksi seksual  :
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudianembrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasarperairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru. Reproduksi vegetatif dan generatif pada coelonterata berlangsung secara bergantian, sehingga coelenterata mengalami pergiliran keturunansiklus hidup/metagenesis.
Ciri khusus
1.      Tubuh radial simetris (silindris, globular atau spherikal).
2.      Dinding tubuh diploblastik (dua lapis jaringan; ektoderm / epidermis dan endoderm gastrodermis) yang memiliki sel jatang aatu penyengat.
3.       Tubuh tidak beranus tetapi hanya bermulut yang dilengkapi dengan tentakel-tentakel di sekelilingnya.
4.       Sistem pencernaan makanan tidak komplit, hanya berupa rongga gastrovaskular.
5.      Belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi maupun ekskresi yang khusus

2.2 KLASIFIKASI COELENTERATA
Coelenterata dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa
Ada satu kelas lagi dari filum coelenterata yaitu Ctenophora yang beberapa zoolog menganggap bahwa ctenophora adalah filum tersendiri
1.          Hydrozoa
1)       Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
2)      Lebih sering ditemukan atau dominan dalam bentuk koloni polip, sedangkan dalam bentuk medusa jarang ditemukan. Contoh Hydra dan Obellia.
Ciri-ciri umum kelas ini yaitu:
·         Berbentuk koloni                                                                             
·         Besarnya + sebesar mulut kerucut, menggerambul
·         Didapatkan dipantai pada batu-batuan (melekat), pada cangkuk Mullusca.
·         Koloni ini terikat pada substrat dengan bantuan hydrorhizanya (akar)
·         Bentuk tubuhnya seperti batang yang bercabang-cabang yang disebut Hydrocaulis
·          Pada hydracaulis tumbuh 2 macam bentuk cabang (Palyp) yaitu Hydrant dan Gonangium
o   Hydrant : Berfungsi  menangkap mangsa dan mengurus makanan (vegetatif). Ditandai dengan adanya banyak kentakel.
o   Gonongium : Berfungsi  mengurus perkembang biakan (generatif). Bentuk gonongium silindris, dengan ujung melekat sedikit dan berwarna tranparant dan disebut dengan Gonotheca. Di dalam gonotheca terdapat sumbu (blastostyle)
Blastostyle merupakan : Tempat tumbuh kuncup bakal medusae (ada yang menyebut ubur-ubur pada skelia)
Medusae akan ada 2 macam yaitu :Medusae ♂ menghasilkan sperma (biasanya berekor) dan Medusae ♀ menghasilkan ovum
Ovum dan sperma dikeluarkan dalam laut dan terjadilah pembuahan (diluar medusae dalam air laut). Setelah terjadi pembuahan terbentuk zygot Ã blestula Ã  “planula yang berambut getar”
Kemudian planula melekat pada suatu obyek dan tumbuh menjadi polips yang kecil. Dan secara asexuil bisa membentuk kuncup dan terjadilah obelia yang baru.
Obelia yang mengalami pergantian keturunan “Metagenesus” yaitu keturunan phase.
·         Vegetatif  polip-polip kecil / seperti lumut bercabang
·         Generatif  medusa
            Jadi antara polip kecil (seperti lumut) dan medusa seolah-olah merupakan hewan tersendiri padahal hanya merupakan siklus hidup. Misal : pada ulat dan kupu-kupu

a.          Hydra
Hydra merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan tawar. Hewan ini dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang berguna untuk bergerak dan juga sekaligus untuk menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut dilengkapi dengan nematosit, yaitu sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk melumpuhkan mangsanya. Hydra berkembang biak secara vegetatif dengan tunas dan generatif dengan peleburan sperma dan ovum. Meskipun termasuk hewan monoesius (hermaprodit), hewan ini tidak bisa melakukan pembuahan sendiri karena dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak bersamaan sehingga dalam fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain.
Ciri-ciri hydra :
·         bentuk tubuh Hydra seperti polip.
·         ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm.
·         makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea (udang-uadangan) rendah.
·         bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki,gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak.
·         terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel.
·         tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan.
·         makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
reproduksi aseksual :
reproduksi aseksual dengan tunas atau budd kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra.
Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
*      reproduksi seksual  :
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasarperairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.

b.          Obelia
ciri-ciri obelia :
·         *      Hidup di air laut secara koloni.
·         *      Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip.
·         *      Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant.
·         *      fase seksual (medusa) disebut gonangium
2        Scyphozoa
Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Fase polipnya kecil dan terikat pada suatu obyek di dasar laut, fase medusa (generatif) terbentuk seperti payung atau mangkuk, pada bagian pinggir medusa terdapat tentakel-tentakel, medusa biasanya diketemukan berenang dipermukaan laut, dibagian tengah sisi cekungnya ditemukan mulut yang terletak diantara 4 buah tangan yang berbentuk pipih seperti pita dan dibagian pinggir dilengkapi dengan Nematocyst. Contoh hewan kelas ini adalah aurellia, gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak dibagian dalam dari perutnya.
 Siklus reproduksi scyphozoa:
*      Ada yang jantan ada yang betina.
*      Spertratozoid akan berenang di dalam air laut kemudian mencari dan memasuki kedalam mulut medusa, kemudian masuk kedalam enterm untuk membuahi sel telur kemudian berbentuk zygot.
*      Zygot yang terbentuk akan keluar dari mulut medusae ♀ dan untuk remintara didukung dengan tangan nya dan disini berkembang menjadi larva yang berambut getar (planula).
*      Setelah terbentuk planula maka planula ini lepas dari induknya dan berenang-renang. Kemudian melekat pada suatu obyek didasar laut. Dan ditempat ini kemudian tumbuh menjadi polyp baru dan berbentuk seperti trompet yang disbut Schyphistoma. Schyphistome membagi diri secara tranversal sehingga terbentuk sekumpulan mas’ yang masing-masing berbentuk seperti cakram. Keadaan ini disebut phase Strobila.
*      Kemudian pada setiap cakram yang terbentuk akan tumbuh bertakel. Kemudian pemisahan diri dimulai pada cakram yang paling atas / tua kemudian cakram yang dibawahnya dan sebagainya dan seterusnya.
*       Cakram yang terlepas akan membentuk medusae kecil yang disebut Ephyra. Secara berangsur-angsur ephyra akan tumbuh menjadi Medusae dewasa : Medusae ♂ dan Medusae ♀

3        Ctenophora
Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri. Tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm, tidak mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung zat-zat pelekat untuk menangkap mangsa. Ctenophora dibedakan atas 2 subkelas, yaitu :
A Subkelas Tentaculata (punya tentakel).
Terdiri atas beberapa ordo, antara lain :
*      Cydippida, tubuh bulat/oval, terdapat semacam tanduk.
Contoh : Mertensia.
*      Cobata,tubuh memadat dilengkapi dengan dua cuping oval
contoh : Mnemiopsis, Bolinopsis dan Leucothea.
*      Cestida, tubuh seperti pita,
contoh : Cestum dan Velamen. 
*      Platyctenida, tubuh pipih,
contoh : Ctenoplana danCoeloplana.
B Subkelas muda (tak punya tentakel)
berupa ordo Beroida, tubuh kerucut atau silinder. Contoh : Beroe.
4.   Anthozoa 
         Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh menyerupai bunga. Anthozoa tidak  memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Ordo Actiniria, ciri-ciri:
·         Menempel pada batu karang
·         Berukuran s/d 2 feet
·         Makanan : Invetebrata,  Udang
·         Tubuh berbentuk : Silindris pendek, Bagian atas dilengkapi dengan tentakel, Bagian bawah untuk melekatkan dirinya pada suatu obyek. Mulut berada dibagian atas tengah yang dihubungkan dengan enteron yang bersatu dengan suatu saluran yang berbentuk tabung yang disebut Gullet.
·         Disamping sisi pharyax dilengkapi dengan alur licin dan bersilia disebut Siphonoglyph.Siphonoglyph merupakan jalan air masuk ke dalam enterennya. Enteron terbagi dalam 6 buah septa / sekat yang menghubungkan gastrodermis hingga bagian phorinkx. Septa ini merupakan tonjolan di dalam hingga berhubungan dengan pharys (septa Primain), Tetapi pharyn untuk bagian bawah bebas, Septa ini disebut septa Primair.
·         Air dapat masuk dari ruang satu ke ruang yang lain melalui Ostia yang ada pada septa tadi.
·         Diantara septa primair terdapat juga septa-septa yang lain yaitu septa sekundair tetapi septa sekunder tidak mencapai pharynx
·         Ada juga Septa Tentier yaitu Septa yang paling pendek.
·         Pada bagian tepi dari Septa yang bebas (yang terletak dalam enteron dibawah pharynx) berkembang menjadi bentukan yang tebal dan disebut Digestic Filament Dalam Digistic Filament terdapat sel-sel kelenjar yang menghasilkan getah pencernakan.
·         Dekat dengan bagian dasar Digestic Filament terdapat benang-benang yang disebut dengan Acontio.
·         Di dalam Acontio dilengkapi dengan kelenjar dan nematocysts
·         Merupakan lurus yang sel kelaminnya terpisah (♂&♀) ganad terdapat dibagian tepi dari Septa tersebut.
·         Ordo Madreporaria:Susunan tubuh pada prinsipnya sama dengan anemone / metridium
·         Perbedaannya antara lain : Madreporaria,Bagian enterderm mensekresikan zat kapur yang berfungsi sebagai kerangka. Kerangka ini disebut Calcareous Skeleton atau Coral yang berwarna putih (pada umumnya) dan merah
·         Pembentukan kerangka : Mula-mula pada pangkal dimana hewan itu melekat, dengan membentuk kuncup, kemudian kuncup tumbuh lagi sehingga akhirnya membentuk koloni yang bercabang-cabang.
·         Contoh-contoh : Acropora, Berbentuk koloni bercabang-cabang seperti pohon. Stylopora, Berbentuk melekuk-lekuk. Leptoria Tenuis, Berbentuk melekuk-leku seperti otak mamalia. Fungia, Berbentuk seperti janin.
·         Ordo:Antipatharia, Disebut juga Eupixaura Antipathen (Akar Bahar) Hidupnya koloni
·         Mensekresikan zat tanduk sebagai kerangkanya. Karang-karang laut ini (Hexacorallia) ini menuntut syarat lingkungan  hidup yang tertentu.
Syarat tersebut antara lain : Temperatur air laut + 200C, Dalam laut + 35 m, Terletak pada lingkungan antara 280 LU dengan 280LS, Andaikata ada perubahan temperatur maka perubahan tak melebihi 60C naiknya dan 60C turunnya. Air laut ditempat tersebut bisa banyak mengandung O2Air laut harus jernih, Air laut mempunyai salinitas / kadar garam tertentu.
Macam-macam batu karang yang terbentuk. Karang pantai (Frenging Ruf), Terbentang dari pantai hingga menjorok + ¼ mil kearah laut. Karang Rintangan (Barier Ruf), Terletak agak jauh dari pantai. Karang Atoll (Sirkuler Ruf), Merupakan rangkaian pulau karang yang berbentuk gelam yang ditengahnya terdapat anak laut yang relatif dangkal dan disebut Lagoon.

2.3 PERAN COELENTERATA
1.     Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan.
2.     Di Jepang ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
3.    Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari aberasi air laut.
4.     Merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
5.     Pantai dengan karang yang indah dapat dijadikan objek wisata.
6.     Dijadikan tempat untuk menyalurkan hobby para penggemar snorkling dan diving.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
  Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Tubuhnya simetri radial. Merupakan hewan diploblastik. : ektodermis (epidermis) dan endodermis (gastrodermis). Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast). Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Hidupnya  : kebanyakan di laut, beberapa di air tawar.
Coelenterata dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa
Ada satu kelas lagi dari filum coelenterata yaitu Ctenophora yang beberapa zoolog menganggap bahwa ctenophora adalah filum tersendiri
Beberapa jenis cerlenterata (ubur-ubur) oleh orang Jepang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa diolah menjadi agar-agar. Di indonesia banyak ubur-ubur yang di olah menjadi tepung ubur-ubur. Beberapa jenis hewan Anthozoa membentuk terumbu karang yang bisa menahan gelombang. Beberapa spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar lautan dengan warna dan bentuk mereka yang unik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai objek yang berkaitan dengan pariwisata. Dalam perairan berperan sebagai plankton.
Ada juga jenis Anthozoa yang membentuk rangka dari zat tanduk yang sering dikenal sebagai akar bahar (Euplexaura antipathes) yang kerangkanya dapat digunakan sebagai gelang.

3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
  1. Jagalah ekosistem biota laut dan lingkungan yang ada disekitrnya.
  2. Manfaatkan biota laut sesuai kebutuhan.
  3. Jangan membuat pencemaran atu kerusakan di dalam lingkungan


DAFTAR PUSTAKA
Oemardjati, S.B. dan Wardana . 2000.  Taksonomi Avertebrata. Universitas Indonesia:Jakarta.
Subowo, 2000. Zoo avertebrata.Universitas institute pertanian: Bogor
Sugiarti, Brotowidjoyo. 2004. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta.
http://dauzbiotekhno.blogspot.co.id/2013/06/makalah-coelenterata.html