KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Puji dan puji
syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Kerana atas rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya penulis dapat melaksanakan tugas penyusunan makalah
ini tentang Coloenterata dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam penulis ucapkan kepada junjungan besar
kita Nabi Muhammad SAW.
Penulis
ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami
untuk menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati, untuk
menyempurnakan penyusunan ini. Dan penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Semarang, April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.............................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian coelenterata
................................................................................3
2.2
Klasifikasi Coelenterata .............................................................................10
2.3
Peran Coelenterata ....................................................................................18
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan.....................................................................................................19
3.2
Saran...........................................................................................................20
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan ada atau tidaknya tulang belakang, dunia hewan (kingdom
animalia) terbagi menjadi dua kelompok, yaitu invertebrata (hewan yang tidak
bertulang belakang) dan vertebrata (hewan bertulang belakang).
Invertebrata atau avertebrata terdiri dari
beberapa filum, yaitu filum Porifera (hewan berpori), Coelenterata
(hewan berongga), Platyhelminthes (cacing pipih), Nemathelminthes
(cacing gilik), Annelida (cacing gelang), Echinodermata (hewan
berkulit duri), Mollusca (hewan lunak), dan Anthropoda (hewan
berbuku-buku).
Coelenterata adalah filum dari kingdom hewan
invertebrata (tanpa tulang belakang) yang sering disebut dengan hewan berongga.
Kata Coelenterata berasal dari dua kata bahasa yunani, yaitu “Coelom” yang
artinya rongga tubuh, dan “enteron” yang berarti usus, oleh karena itu hewan
ini juga sering disebut usus berongga. Seperti namanya, hewan ini memiliki
rongga tubuh berbentuk kantong yang berfungsi sebagai usus, untuk mencerna dan
mengedarkan makanan ke seluruh tubuh. Kebanyakan dari Coelenterata hidup di laut,
namun adapula yang hidup di air. Berdasarkan sifatnya terdapat dua jenis
Coelenterata, yaitu yang hidup menempel dan terikat pada tempat disebut polip, dan yang hidup bebas, tidak
terikat pada suatu tempat disebut medusa,
coelenterata bersifat polip lebih dominan dibandingkan medusa.
Coelenterata yang telah teridentifikasi sekitar 10.000 spesies. Coelenterata
ada yang hidup berkoloni adapula yang hidup terpisah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa itu
coelenterata?
1.2.2
Apa saja
klasifikasi coelenterata?
1.2.3
Apa peran coelenterata
untuk ekosistem laut dan untuk manusia?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN COELENTERATA
Phylum coelenterata terdiri atas
tiga kelas yaitu kelas hydrozoa, scypozoa, dan anthozoa. Semua bagian pada phylum ini seperti tentakel
tersusun dalam sebuah lingkaran yang mengelilingi tubuh yang terbentuk
silinder, Pola susunan ini disebut simetris radial. Phylum colenterata disebut juga knidaria yang
mempunyai knidoccyte yang berisi kapsul penyengat kecil yang disebut menatosit
dan terletak pada sel epidermis. Tiap
menatosit berisi gulungan benang kapiler
yang dapat ditembakan dengan danya rangsangan tertentu dan memiliki
fungsi sebagai tempat untuk berpegang dan sebagai alat pelindung yang dapat
melumpuhkan dan memegang mangsa
(Oemardjati dan Wardana, 2000).
Phylum Coelenterata disebut juga Cnidaria, berasal dari kata cnide
berarti sengat. Termasuk dalam phylum coelenterata ini antara lain ubur-ubur,
anemon dank oral. Coelenterata mempunyai
rongga pencernaan (gastrovascular) dan mulut tetapi tidak memiliki anus
(Sugiarti, 2004).
Tubuh semua phylum ini terdiri dari
dua lapis sel dengan mesoglea seperti jeli diantam kedua lapisan tersebut, akan
tetapi mesoglea mempunyai sel-sel yang tersebar dan oleh para ahli mesoglea di
anggap sebagai lapisan sel ketiga. Tubuh
terbentuk seperti silinder beronggga dengan satu lubang di satu ujung. Makanan masuk melalui lubang mulut dan
kerongga dalam yang disebut rongga gastrovaskuler, Rongga ini juga disebut
selenteron (Subowo, 2000).
Coelenterata
atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki
tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti
rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang
memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ
pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena
jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan
eksternal. Terdapat
sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut. Sebagian
hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni. Tubuhnya simetri radial. Jika dipotong tubuhnya melalui sumbu tubuh maka
akan mendapatkan beberapa bagian yang sama. Memiliki rongga
gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan. Tubuhnya hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus
anus. Merupakan hewan diploblastik. : ektodermis (epidermis) dan endodermis
(gastrodermis). Mempunyai tentakel yang berfungsi
untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. Tentakel
dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast). Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Hidupnya : kebanyakan di laut, beberapa di air tawar.
Coelenterata
merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu ektoderm yang
merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan dalam.
Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk
polip (seperti tabung), coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal yang
dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti
cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya
dikelilingi oleh tentakel.
Coelenterata
dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun vegetatif
(aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi
sel telur (ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual berlangsung
dengan cara pembentukan tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan tumbuh
menjadi individu baru setelah lepas dari tubuh induknya.
Beberapa jenis
coelenterata juga mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), yaitu
perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan aseksual pada satu
generasi. Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki bentuk polip pada
satu fase hidupnya, kemudian berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.
Pada umumnya beberapa jenis coelenterata dapat
di manfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa di olah menjadi
agar-agar. coelenterata merupakan hewan-hewan yang sangat menarik dan memiliki
keindahan warna yang menjadi penghias di dasar laut, bahkan salah satu anggota
dari coelenterata mampu membentuk terumbu karang yang mempunyai peranan penting
bagi ekosistem laut yakni bisa menahan
gelombang dan sebagai habitat dari berbagai mahkluk
hidup yang ada di dalamnya.
Ciri-Ciri
Coelenterata
Tubuh hewan-hewan Coelenterata tersusun oleh dua lapis jaringan dan satu
lapisan nonselular. Bagian luar berupa lapisan jaringan epidermis dan bagian
dalam lapisan jaringan endodermis atau gastrodermis, sedangkan di antara kedua
lapisan tersebut ada lapisan nonselular yang disebut mesoglea. Jaringan
gastrodermis melapisi rongga gastrovaskular, sementara mesoglea merupakan masa
pasta/gudir yang disekresikan oleh sel-sel epidermis dan gastrodermis. Zat-zat
tersebut mengisi ruangan antara lapisan epidermis dan gastrodermis.
Kadang-kadang di dalam lapisan mesogela ini terdapat sel-sel amoboid. Jadi
sebenarnya tubuh Coelenterata terbangun oleh dua lapis germinal, yakni ektoderm
dan endoderm.
Bentuk tubuh
Coelenterata memiliki dua tipe dasar,
yakni sebagai polip yang sesil atau menempel dan sebagai medusa yang dapat
berenang bebas. Tipe polip memiliki bentuk seperti tabung atau silinder, pada
ujung oral terdapat mulut yang dikelilingi oleh tentakel-tentakel, dan dapat
bergerak memanjang atau mengkerut. Tubuh tipe medusa berbentuk seperti sebuah
bel atau lonceng atau seperti payung. Bagian tubuh yang cembung berada di atas
dan yang cekung di bawah. Pada bagian tengah dari cekungan tersebut terdapat
mulut.
Secara
umum hewan-hewan Coelenterata memiliki ciri-ciri khusus;
1. Merupakan hewan yang memiliki ronga. Rangka dari zat kapur/zat tanduk.
2. Radial simetris dengan bentuk berupa medusa (berenang bebas) dan polip
(melekat pada dasar menetap). Sifat jenis hermaprodit.
3. Tubuh mempunyai dua lapisan sel (diploblastik) yaitu;
a.
Ektoderm / epidermis, mengandung sel saraf, sel peraba, knidoblas yang
mengandung nematokris penghasil racun hipotoksin.
b.
Endoderm / gastrodermis, sebagai rongga gastrovaskuler (sebagai alat
pencernaan makanan sekaligus mengedarkannya ke seluruh tubuh). Di antara kedua
lapisan tersebut terdapat mescoler (lapisan non seluler).
4. Bersifat heterotrof dengan memakan plankon dan hewan kecil di air.
5. Habitat di air laut maupun air tawar. Berbentuk polip hidup soliter atau
berkoloni, melekat pada batu atau lainnya di air laut (sebagai sesil). Dan yang
berbentuk medusa berenang bebas di perairan.
6. Di sekitar mulut terdapat tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Morfologi dan anatomi
Bentuk tubuh
ubur-ubur seperti mangkuk, hidupnya di laut dalam, dan memiliki lapisan
mesodlea yang tebal, bentuk mendusa sangat besar dilengkapi dua macam
tentakel. Tentakel kecil mengililingi tepian mangkuk dan tentakel
besar terdapat disekitar mulut yang berjumlah 4 buah (Suwignyo, 1989).
Gambar 2. Anatomi Ubur-ubur (Aurelia
sp)
Anemon laut
adalah hewan yang memiliki tentakel yang memiliki alat serupa dengan tombak
yang disebut dengan Nematocyst. Nematocyst ini digunakan
anemon laut untuk menangkap mangsa dan mengusir predator. Bentuk
tubuh anemon laut seperti bunga dan terbentuk dari gumpalan otot yang
tebal. Pada gumpalan otot terdapat “pedal disc” yangberguna
untuk melekatkan diri. Sedangkan pada akhir daerah oral gumpalan
tersebut membentuk discus oralis yang memuat ratusan tentakel pada bagian
tengah terdapat mulut (Syamsuri, dkk., 2006).
Bentuk tubuh
karang laut yaitu simetris radial. Polip karang mempunyai mulut yang
terletak dibagian atas dan juga berfungsi sebagai dubur, tentakel-tentakel yang
digunakan untuk menagkap mangsanya, serta tubuh polip. Tubuh polip
terdiri dari tiga lapisan dari luar kedalam tersusun sebagai berikut ectoderm,
mesoglea, dan endoderm. Dalam lapisan endoderm, hidup simbio alga
bersel satu yang disebut zooxantellae yang dapat menghasilkan zat organik yang
melalui proses fotosintesis yang kemudian disekresikan sebagian kedalam
jaringan polip kapal karang sebagai pangan. Makanan yang masuk dicerna
oleh filament khusus mesenteri dan sisa makanan dikeluarkan melalui mulut
(Sumarman, 2004).
Sistem pencernaan
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung
partikel-partikel organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat
hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai
sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan
lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat
kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna
secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari
makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan
Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler
Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan
belum mempunyai anus.
Sistem eskresi
Alat pernapasan dan alat
eksresi khususnya tidak ada. Proses yang terjadi adalah pertukaran gas secara
difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa metabolisme juga dibuang secara
difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
Sistem syaraf
Sistem saraf
difus (baur). Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar
benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang
terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun
dari bahan gelatin.
Reproduksi
Reproduksi
Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.
a.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup/tunas yang menempel
pada tubuh induknya.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang
berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada
tubuh induknya dan induknya tetap membentuk kuncup sehingga membentuk
koloni.yaitu pada kakinya dan akan membesar sehingga terbentuk tentakel kemudian
terlepas sehingga dapat menjadi individu baru.
b. Coelenterata dapat juga berkembangbiak secara seksual, yaitu dengan
penyatuan sperma dan sel telur yang akan terbentuk zigot. Sperma yang telah
masak dikeluarkan dalam air dan akan berenang menuju ovum. Jika bertemu,
terjadilah pembuahan dan zigot yang akan dihasilkan tumbuh menjadi larva
bersilia yang disebutplanula. Zigot ini dapat berenang meninggalkan
induknya dengan tujuan agar tidak terjadi perebutan makanan. Jika terdapat pada
suatu perairan yang cocok, maka akan tumbuh membentuk individu baru.
Proses reproduksi seksual :
Terjadi melalui
peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil
peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula.
Kemudianembrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat
tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan
melekat pada obyek di dasarperairan. Kemudian bila keadaan
lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru. Reproduksi vegetatif dan generatif pada
coelonterata berlangsung secara bergantian, sehingga coelenterata
mengalami pergiliran keturunan/ siklus hidup/metagenesis.
Ciri khusus
1. Tubuh radial simetris (silindris, globular atau spherikal).
2. Dinding tubuh diploblastik (dua lapis jaringan; ektoderm / epidermis dan
endoderm gastrodermis) yang memiliki sel jatang aatu penyengat.
3. Tubuh tidak beranus tetapi hanya
bermulut yang dilengkapi dengan tentakel-tentakel di sekelilingnya.
4. Sistem pencernaan makanan tidak
komplit, hanya berupa rongga gastrovaskular.
5. Belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi maupun ekskresi yang khusus
2.2 KLASIFIKASI COELENTERATA
Coelenterata
dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa
Ada satu kelas
lagi dari filum coelenterata yaitu Ctenophora yang beberapa zoolog menganggap
bahwa ctenophora adalah filum tersendiri
1.
Hydrozoa
1) Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air,
zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam
siklus hidupnya.
2)
Lebih sering ditemukan atau dominan dalam bentuk koloni polip, sedangkan
dalam bentuk medusa jarang ditemukan. Contoh Hydra dan Obellia.
Ciri-ciri umum kelas ini yaitu:
·
Berbentuk koloni
·
Besarnya + sebesar
mulut kerucut, menggerambul
·
Didapatkan
dipantai pada batu-batuan (melekat), pada cangkuk
Mullusca.
·
Koloni ini
terikat pada substrat dengan bantuan hydrorhizanya (akar)
·
Bentuk tubuhnya
seperti batang yang bercabang-cabang yang disebut Hydrocaulis
·
Pada hydracaulis tumbuh 2 macam bentuk cabang (Palyp) yaitu Hydrant dan
Gonangium
o
Hydrant :
Berfungsi menangkap mangsa dan mengurus makanan (vegetatif). Ditandai dengan adanya banyak kentakel.
o
Gonongium : Berfungsi mengurus perkembang biakan (generatif). Bentuk
gonongium silindris, dengan ujung melekat sedikit dan berwarna tranparant dan
disebut dengan Gonotheca. Di dalam gonotheca terdapat sumbu
(blastostyle)
Blastostyle merupakan : Tempat
tumbuh kuncup bakal medusae (ada yang menyebut ubur-ubur pada skelia)
Medusae akan ada 2 macam yaitu :Medusae ♂ menghasilkan sperma (biasanya berekor) dan Medusae ♀ menghasilkan ovum
Ovum dan sperma dikeluarkan dalam
laut dan terjadilah pembuahan (diluar medusae dalam air laut). Setelah terjadi
pembuahan terbentuk zygot Ă blestula Ă “planula yang berambut getar”
Kemudian planula melekat pada
suatu obyek dan tumbuh menjadi polips yang kecil. Dan secara asexuil bisa
membentuk kuncup dan terjadilah obelia yang baru.
Obelia yang mengalami pergantian
keturunan “Metagenesus” yaitu keturunan phase.
·
Vegetatif polip-polip
kecil / seperti lumut bercabang
·
Generatif medusa
Jadi antara polip kecil (seperti lumut) dan medusa seolah-olah merupakan hewan
tersendiri padahal hanya merupakan siklus hidup. Misal : pada ulat dan kupu-kupu
a. Hydra
Hydra merupakan hewan yang
memiliki habitat di perairan laut dan tawar. Hewan ini dilengkapi dengan
tentakel atau lengan yang berguna untuk bergerak dan juga sekaligus untuk
menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut dilengkapi dengan nematosit, yaitu
sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk melumpuhkan mangsanya. Hydra
berkembang biak secara vegetatif dengan tunas dan generatif dengan peleburan
sperma dan ovum. Meskipun termasuk hewan monoesius (hermaprodit), hewan ini
tidak bisa melakukan pembuahan sendiri karena dewasanya sel telur dan sperma
yang dihasilkan tidak bersamaan sehingga dalam fertilisasi tetap memerlukan
individu yang lain.
Ciri-ciri hydra :
·
bentuk tubuh Hydra seperti polip.
·
ukuran tubuh Hydra antara 10 mm –
30 mm.
·
makanannya berupa tumbuhan kecil
dan Crustacea (udang-uadangan) rendah.
·
bagian tubuh sebelah bawah
tertutup membentuk kaki,gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak.
·
terdapat mulut yang dikelilingi
oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel.
·
tentakel berfungsi sebagai alat
untuk menangkap makanan.
·
makanan dicernakan di dalam
rongga gastrovaskuler.
reproduksi aseksual :
reproduksi
aseksual dengan tunas atau budd kira-kira pada bagian samping tengah
dinding tubuh Hydra.
Tunas telah
memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut
terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk
menjadi individu baru.

Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari
testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai
stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk
kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan
di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasarperairan. Kemudian
bila keadaan lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio tumbuh menjadi
Hydra baru.
b. Obelia
ciri-ciri obelia :
·
Hidup di air laut secara koloni.

·
Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip.

·
Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant.

·
fase seksual (medusa) disebut gonangium

2
Scyphozoa
Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering
disebut ubur-ubur mangkuk. Fase polipnya kecil dan terikat pada suatu obyek di
dasar laut, fase medusa (generatif) terbentuk seperti payung atau mangkuk, pada
bagian pinggir medusa terdapat tentakel-tentakel, medusa biasanya diketemukan
berenang dipermukaan laut, dibagian tengah sisi cekungnya ditemukan mulut yang
terletak diantara 4 buah tangan yang berbentuk pipih seperti pita dan dibagian
pinggir dilengkapi dengan Nematocyst. Contoh hewan kelas ini adalah aurellia,
gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak dibagian dalam dari perutnya.
Siklus reproduksi scyphozoa:






3
Ctenophora
Beberapa zoolog
menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri. Tubuhnya mempunyai lapisan
mesoderm, tidak mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung zat-zat pelekat
untuk menangkap mangsa. Ctenophora dibedakan atas 2 subkelas, yaitu :
A Subkelas Tentaculata (punya
tentakel).
Terdiri atas
beberapa ordo, antara lain :

Contoh : Mertensia.

contoh : Mnemiopsis,
Bolinopsis dan Leucothea.

contoh : Cestum dan Velamen.

contoh : Ctenoplana danCoeloplana.
B Subkelas muda (tak punya tentakel)
berupa
ordo Beroida, tubuh kerucut atau silinder. Contoh : Beroe.
Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh menyerupai bunga.
Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa
berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut
dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas
dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Ordo Actiniria, ciri-ciri:
·
Menempel pada batu karang
·
Berukuran s/d 2 feet
·
Makanan :
Invetebrata, Udang
·
Tubuh berbentuk : Silindris
pendek, Bagian atas dilengkapi dengan tentakel, Bagian bawah untuk melekatkan
dirinya pada suatu obyek. Mulut berada
dibagian atas tengah yang dihubungkan dengan enteron yang bersatu dengan suatu
saluran yang berbentuk tabung yang disebut Gullet.
·
Disamping sisi pharyax dilengkapi
dengan alur licin dan bersilia disebut Siphonoglyph.Siphonoglyph merupakan jalan air masuk ke dalam enterennya. Enteron terbagi
dalam 6 buah septa / sekat yang menghubungkan gastrodermis hingga bagian
phorinkx. Septa ini merupakan tonjolan di dalam hingga berhubungan dengan
pharys (septa Primain), Tetapi pharyn untuk bagian bawah
bebas, Septa ini disebut septa Primair.
·
Air dapat masuk
dari ruang satu ke ruang yang lain melalui Ostia yang ada pada septa tadi.
·
Diantara septa
primair terdapat juga septa-septa yang lain yaitu septa sekundair tetapi septa
sekunder tidak mencapai pharynx
·
Ada juga Septa
Tentier yaitu Septa yang paling pendek.
·
Pada bagian
tepi dari Septa yang bebas (yang terletak dalam enteron dibawah pharynx)
berkembang menjadi bentukan yang tebal dan disebut Digestic Filament Dalam
Digistic Filament terdapat sel-sel kelenjar yang menghasilkan getah
pencernakan.
·
Dekat dengan
bagian dasar Digestic Filament terdapat benang-benang yang disebut dengan
Acontio.
·
Di dalam
Acontio dilengkapi dengan kelenjar dan nematocysts
·
Merupakan lurus yang sel
kelaminnya terpisah (♂&♀) ganad terdapat dibagian tepi dari Septa tersebut.
·
Ordo Madreporaria:Susunan tubuh pada prinsipnya sama dengan anemone / metridium
·
Perbedaannya antara lain :
Madreporaria,Bagian enterderm mensekresikan
zat kapur yang berfungsi sebagai kerangka. Kerangka ini disebut Calcareous
Skeleton atau Coral yang berwarna putih (pada umumnya) dan merah
·
Pembentukan
kerangka : Mula-mula pada pangkal dimana hewan itu melekat, dengan membentuk
kuncup, kemudian kuncup tumbuh lagi sehingga akhirnya membentuk koloni yang
bercabang-cabang.
·
Contoh-contoh : Acropora,
Berbentuk koloni bercabang-cabang seperti pohon. Stylopora, Berbentuk
melekuk-lekuk. Leptoria Tenuis, Berbentuk
melekuk-leku seperti otak mamalia. Fungia,
Berbentuk seperti janin.
·
Ordo:Antipatharia, Disebut juga Eupixaura Antipathen (Akar Bahar) Hidupnya koloni
·
Mensekresikan
zat tanduk sebagai kerangkanya. Karang-karang laut ini (Hexacorallia) ini
menuntut syarat lingkungan hidup yang tertentu.
Syarat tersebut
antara lain : Temperatur air laut + 200C,
Dalam laut + 35 m, Terletak pada
lingkungan antara 280 LU dengan 280LS, Andaikata ada
perubahan temperatur maka perubahan tak melebihi 60C naiknya dan 60C
turunnya. Air laut ditempat tersebut bisa banyak mengandung O2. Air laut harus jernih, Air laut
mempunyai salinitas / kadar garam tertentu.
Macam-macam
batu karang yang terbentuk. Karang pantai
(Frenging Ruf), Terbentang dari pantai hingga
menjorok + ¼ mil kearah laut. Karang Rintangan (Barier Ruf), Terletak agak jauh dari pantai. Karang Atoll
(Sirkuler Ruf), Merupakan rangkaian pulau karang yang berbentuk gelam yang
ditengahnya terdapat anak laut yang relatif dangkal dan disebut Lagoon.
2.3 PERAN COELENTERATA
1. Hewan ubur-ubur yang
banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan
untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan
kosmetik / kecantikan.
2. Di Jepang ubur-ubur
dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
3. Karang atol, karang
pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari
aberasi air laut.
4. Merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
5. Pantai dengan karang
yang indah dapat dijadikan objek wisata.
6. Dijadikan tempat untuk
menyalurkan hobby para penggemar snorkling dan diving.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Coelenterata atau yang juga biasa disebut
dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana.
Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus
berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan
sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel
internal dan eksternal. Tubuhnya simetri radial. Merupakan hewan diploblastik. :
ektodermis (epidermis) dan endodermis (gastrodermis). Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut
dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast). Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Hidupnya : kebanyakan di laut, beberapa di air tawar.
Coelenterata
dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa
Ada satu kelas
lagi dari filum coelenterata yaitu Ctenophora yang beberapa zoolog menganggap
bahwa ctenophora adalah filum tersendiri
Beberapa jenis
cerlenterata (ubur-ubur) oleh orang Jepang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku kosmetik bahkan bisa diolah menjadi agar-agar. Di indonesia banyak
ubur-ubur yang di olah menjadi tepung ubur-ubur. Beberapa jenis hewan Anthozoa
membentuk terumbu karang yang bisa menahan gelombang. Beberapa spesies
coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar lautan dengan warna dan
bentuk mereka yang unik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai objek yang
berkaitan dengan pariwisata. Dalam perairan berperan sebagai plankton.
Ada juga jenis
Anthozoa yang membentuk rangka dari zat tanduk yang sering dikenal sebagai akar
bahar (Euplexaura antipathes) yang kerangkanya dapat digunakan sebagai
gelang.
3.2 Saran
Saran yang
dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
- Jagalah ekosistem biota laut dan lingkungan yang ada disekitrnya.
- Manfaatkan biota laut sesuai kebutuhan.
- Jangan membuat pencemaran atu kerusakan di dalam lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Oemardjati, S.B. dan Wardana . 2000. Taksonomi
Avertebrata. Universitas Indonesia:Jakarta.
Subowo, 2000. Zoo avertebrata.Universitas institute pertanian: Bogor
Sugiarti, Brotowidjoyo. 2004. Zoologi
Dasar. Erlangga: Jakarta.
http://dauzbiotekhno.blogspot.co.id/2013/06/makalah-coelenterata.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar